Название: Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3)
Автор: Amy Blankenship
Издательство: Tektime S.r.l.s.
Жанр: Ужасы и Мистика
isbn: 9788835427933
isbn:
“Apa yang Anda ingin kami lakukan, Tuan Anthony?” tanya manusia serigala tertua.
“Aku ingin kamu memastikan untuk memberi pelajaran kepada yang satu ini, Boris,” jawab Anthony. “Dia gagal membawa kembali pengantinku dan dia harus belajar bahwa kegagalan tidak bisa ditolerir.”
Boris melihat bocah itu dan menarik nafas. “Dia hanya seorang bocah.”
“Maka dia akan belajar lebih dini,” ujar Anthony tanpa emosi.
Boris mengangkat tangan penuh bekas luka dan melambaikannya ke dua manusia serigala lainnya. Mereka mendekat dan merobek baju serigala muda. Boris mengambil salah satu cambuk, sebuah cemeti, dan memecutnya di udara. Serigala yang terbelenggu tersentak sehingga membuat Anthony menyeringai.
Boris berdiri sekitar lima kaki di belakang korbannya dan memecutnya. serigala muda menjerit ketika cambuk mengenai punggungnya. Jeritan berlanjut ketika Boris menyerang sekali lagi pada kulit yang masih mulus Akhirnya, dia berhenti dan manusia serigala lainnya melangkah maju dengan mangkuk besar berisi garam. Teriakan tersiksa terdengar kembali ketika garam dilemparkan ke luka yang terbuka itu.
Serigala muda terpuruk ke tembok dan mengira siksaan telah selesai, hanya untuk menjerit kembali ketika pecutan dimulai kembali … hanya saja kali ini ditambah dengan dua cambuk baru.
Anthony mengangkat tangan kanannya sehingga dia bisa melihat dengan baik dan mengerutkan kening ketika menyadari bahwa dia harus memotong kukunya lagi. Mengangkat bahu, dia membalik badan dari penyiksaan dan mendekati sel terjauh di ujung ruang bawah tanah. Sebuah senyum tersungging di wajahnya ketika terdengar rantai berat terguncang.
Pria di dalamnya tiba-tiba berdiri dan mengejan dari belenggunya mencoba meraih Anthony.
Mood buruk Anthony tiba-tiba menguap melihat pria di dalam sel itu. Senyumnya melebar karena memikirkan cara untuk mendapatkan Jewel kembali ke pelukannya dan melepasnya dari para singa gunung yang bersamanya.
“Aku bersyukur hanya menembakmu sekali Micah… Aku belum selesai menggunakanmu.”
*****
Tabatha melihat sekeliling apartemennya tempat dia berbagi dengan dengan Kriss dan gemetar. Biasanya dia tidak keberatan sendirian namun untuk banyak alasan, malam ini sangat sulit dilalui. Dia melihat keluar jendela ketika mendengar suara dan mengira Kriss telah pulang. Dia kira dia baik-baik saja ketika Envy dan Devon menurunkannya di rumah saat hendak ke tempat Chad, namun sekarang dia sadar betapa dia sangat memerlukan teman.
Envy telah bertanya apakah dia mau mengikuti mereka seandainya Envy memerlukan usaha teman untuk menangani kakaknya. Namun, Tabby mengira mungkin Kriss akan segera pulang dan dia ingin bertanya apa yang terjadi, jadi dia menolak tawarannya … sekarang dia berharap tidak melakukan itu.
Memikirkan tentang Kriss membuatnya memikirkan Dean dan bagaimana dia akan bertindak di gereja. Dia tetap dapat melihat wajahnya ketika melihat Kane.
Tabatha menggeleng kepalanya ketika wajah Kane muncul di pikirannya dalam usaha untuk mengabaikannya. Melihatnya terbaring di sana telah menarik sesuatu yang dalam pada hati dan jiwanya. Dia tidak mengerti namun, memikirkan lelaki itu sekarat membuatnya ingin bergulung.
“Kuatkan dirimu,” bisiknya memecah keheningan. “Yang kamu perlukan adalah gangguan.”
Dia mengangkat telepon dan memutuskan untuk menelepon Jason di kantornya untuk mencari tahu apakah ada sesuatu tidak beres yang terjadi sejak Kriss mengajaknya menjauh ke Florida.
Telepon berdering tiga kali sebelum diangkat.
“Forest Preserve, Officer Fox di sini,” balas sebuah suara seksi.
“Hai Jason, ini Tabby.” dia tersenyum untuk pertama kalinya sejak memasuki pintu depan.
“Tabby?” teriak Jason dan dia mendengar sesuatu yang jatuh, kemungkinan kursi karena dia biasanya bersandar di situ pada sudut berbahaya dengan dua kaki. “Kemana saja kamu?”
“Kriss agak menculikku dan Envy dan membawa kami ke Florida selama beberapa hari.” jawab Tabby. “Aku baru saja pulang dan berpikir untuk menelepon dan mencari tahu apa yang sudah kulewatkan.”
Jason menghela nafas, “Selain hal-hal aneh yang normal, kamu tidak melewatkan banyak hal. Satu-satunya hal menarik yang terjadi adalah malam ketika kami mendapatkan panggilan dari pekerjaan berat.”
Tabby menyeringai dan duduk di sofa. “Ceritakan soal itu!”
“Jacob dan saya baru saja duduk, malam itu terasa lambat, dan telepon berdering. Aku mengangkatnya dan orang ini bercerita tentang melihat seekor jaguar mengejar seekor singa gunung di sepanjang kota dengan sebuah ponsel tersangkut di salah satu kakinya.”
Tabatha tidak bisa menahan diri dan mulai tertawa. Jika dia berada di posisi Jason beberapa minggu yang lalu, dia akan memikirkan hal yang sama. “Oh sial,” serunya.
“Ceritakan tentang itu,” ucap Jason cekikikan. “Jacob dan aku bertaruh apakah akan ada pesan teks soal hal itu ketika mereka menemukan makhluknya.”
“Kamu yakin tidak sedang minum ramuan khusus Kat?” tanyanya dalam tawa.
“Aku tidak minum pada jam kerja!” seru Jason dan Tabatha mendengar tawa Jacob di balik itu. “Jadi kapan kembali bekerja?”
Tabatha mengangkat bahu, “Aku belum tahu. Aku perlu beberapa hari lagi dan aku masih bisa menghabiskan hari libur.”
“Baiklah, kami merindukanmu. Rasanya tidak sama tanpa adanya wajah cantik untuk mencerahkan tempat ini. Yang kumiliki sekarang hanyalah Jacob, dan tidak banyak yang bisa dilihat darinya.”
“Aku merindukan kalian juga,” ujar Tabatha, dan dia bersungguh-sungguh “Kita akan bersama kembali dalam beberapa hari.”
Jason terhenyak untuk beberapa saat dan insting Tabatha tahu apa yang akan keluar berikutnya. “Bagaimana Envy?”
“Dia juga baik-baik saja. Sama sepertiku, dia hanya memerlukan beberapa hari liburan.” Dia menggigit bibir bawahnya ketika terjadi beberapa keheningan sesaat.
“Benarkah?” tanya Jason.
“Apanya yang benar?” tanya Tabatha mencoba berpura-pura tidak tahu.
“Benarkah Envy berkencan dengan Devon Santos?” buku jari Jason berubah putih karena menggenggam telepon sedikit lebih kuat.
Tabatha menghela nafas, dia tahu ini akan sangat melukai Jason, namun sebenarnya sebagian kesalahan ada pada dirinya. Seseorang yang manis tidak seharusnya terikat terlalu lama pada satu orang gadis yang hanya menganggapnya sebagai sahabat dan kakak.
“Ya, benar.” ujar Tabatha lembut. “Aku tahu dia tidak bermaksud menyakitimu. Dia mencintaimu … tahu.”
Jason menghela nafas pelan dan Tabatha merasa prihatin akan dirinya. Dia telah sekian lama mengejar Envy karena hanya gadis itu satu-satunya yang menarik perhatiannya. Sekarang dia jauh berada di luar jangkauan namun Tabatha tidak akan memberitahunya. Itu tugas Envy.
“Aku tahu dia tidak bermaksud begitu,” ujar Jason setelah beberapa saat. “Kurasa seharusnya СКАЧАТЬ